Kamis, 15 April 2010
Paru-Paru Dunia Yang Semakin Gundul
Hutan Amazon mengalami banyak sekali penggundulan akibat deforestasi. Dalam jangka waktu 5 bulan terakhir, hutan amazon mengalami penyusutan wilayah seluas 3225 km persegi. Itu merupakan penyusutan terbesar yang pernah terjadi. Meningkatnya harga internasional komoditas hutan disinyalir memicu meningkatnya penggundulan hutan di hutan Amazon.
Jika tidak diatasi, maka dampak pemanasan global semakin tidak bisa diatasi. Seperti yang telah dibahas pada konferensi PBB tentang perubahan iklim di Bali tanggal 6 Desember lalu bahwa hutan Amazon merupakan paru-paru dunia. Deforestasi yang terus menerus akan menyebabkan 55,5 – 96,9 trilyun ton emisi CO2 terlepaskan pada tahun 2030, itu setara dengan total emisi gas rumah kaca global selama 2 tahun.
“Pentingnya hutan Amazon pada iklim global tidak bisa diremehkan,” ujar Dan Nepstad, peneliti senior Woods Hole Research Center di Massachusetts. “Tidak hanya untuk mendinginkan suhu rata-rata bumi, tapi juga menjadi sumber air bersih yang mampu mempengaruhi beberapa arus samudera besar, dan terutama sebagai penyimpan karbon dalam jumlah besar.”
Tren terkini pada ekstensifikasi pertanian dan peternakan, kebakaran, kekeringan, dan penebangan hutan jelas-jelas merusak 55 persen hutan tropis Amazon pada 2030. Jika – seperti yang berusaha diantisipasi para peneliti – curah hujan menurun 10 persen di masa yang akan datang, maka wilayah hutan yang mengalami kerusakan akibat kekeringan bertambah 4 persen.
Pemanasan global mengurangi curah hujan di Amazon lebih dari 20 persen, terutama di bagian selatan Amazon. Dan, suhu lokal akan meningkat lebih dari 2ºC, bahkan mungkin hingga mencapai 8ºC, selama 50 tahun terakhir.
“Perjanjian Kyoto Plus harus memasukan indikator untuk mengurangi emisi dari pembukaan hutan,” ujar Hans Verolme, Direktur WWF untuk Program Perubahan Iklim Global. “Kegagalan melindungi hutan Amazon akan menjadi bencana bagi jutaan orang yang tinggal di kawasan Amazon, dan juga stabilitas iklim global.”
“Kesuksesan dalam pengurangan emisi dari deforestasi di Brazil nantinya dapat dijadikan pembelajaran yang berharga di negara hutan tropis lainnya seperti Indonesia. Selain itu, dimungkinkan terbukanya kerjasama Selatan-Selatan antara Brazil dan Indonesia dalam upaya pengurangan emisi dari deforestasi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar